Rabu, 21 Agustus 2013

Siluet dosa dalam cahaya iman



Memang tidak bisa disangkal bahwa tidak ada yang betul-betul konsisten di muka bumi ini, hanya tuhan yang konsisten dan hanya ia yang punya sifat konsistensi. Hanya ia yang ada dan hanya ia yang mempunyai sikap eksistensi.
Jika ruh ini di pisah menjadi dua mungkin kita akan melihat 2 sisi yang berbeda, sisi kanan (right-side) sisi kiri (left-side) keduanya mempunyai kecendrungan dan karakteristik tersendiri yang saling berlawanan, kita dibekali hati dan otak untuk membuat satu sisi lebih dominan terhadap sisi yang lain. Entah saya atau anda dominan sisi yang mana tapi hamper setiap hari ada peperangan yang terjadi dalam kedua sisi ini, peperangan yang katanya menurut rasulullah adalah peperangan yang lebih dahsyat dari perang badar atau perang uhud, kau tahu kawan apa itu ? yah itulah perang melawan hawa nafsu kita. Semua orang dibekali dengan nafsu, otak kita adalah medan perang bagi nafsu dan hati, siapa yang dapat menguasainya maka dia yang menguasai tubuh ini.
Jika nafsu yang menang maka ia dapat memanipulasi hati dan pikiran sehingga eksistensi otak dan hati menjadi tidak berarti sama sekali. Jika hati yang menang maka nafsu selalu mencari jalan untuk membuat kemenangan itu tidak berlangsung lama. Selalu ada celah yang ia gunakan untuk menghalangi kemenangan dari hati.
Kalu kita ingin berpikir lebih dalam maka mungkin bisa saya katakana bahwa iman adalah bahan bakar dari hati, hati yang kekurangan bahan bakar akan kering bahkan mati dilahap api nafsu yang menjadi-jadi, iman kita adalah sesuatu yang abstrak, software yang Cuma bisa dirasakan tanpa bisa dilihat eksistensinya, namun perbuatan kita bissa menjadi indicator dari iman yang sedang full bahan bakar atau mungkin habis bahan bakarnya, kekurangan bahan bakar inilah yang mengakibatkan hati kita mednjadi terbolak-balik anda tahu atau pernah membaca satu hadits rasul yang diriwayatkan Oleh Ahmad dan Ibnu Abu Syaibah yang kira-kira begini haditsnya
Aisyah RA berkata ““Nabi SAW sering berdoa dengan mengatakan, ‘Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku untuk selalu taat kepada-Mu.’ Aku pernah bertanya, ‘Ya Rasulullah, kenapa Anda sering berdoa dengan menggunakan doa seperti itu? Apakah Anda sedang marasa ketakutan?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada yang membuatku merasa aman, hai Aisyah. Hati seluruh hamba ini berada di antara dua jari Allah Yang Maha Memaksa. Jika mau membalikkan hati seorang hamba-Nya, Allah tinggal membalikkannya begitu saja’”.
Dalam hal ini ada sunnnatullah yang berlaku, memang pada dasarnya bahwa hati ini digerakkan oleh allah karena dialah yang menguasai hati setiap manusia, jika allah mau maka 7 milyar penduduk yang ada di bumi ini semuanya akan beriman dan mengesakan allah. Harus kita akui yang menyimpan iman dalam diri kita bukan siapa-siapa namun allah yang menentukan kadarnya. Namun tuhan akan mencurahkan bahan bakar hati jika kita telah mendapatkan ridhonya, jadi sebenarnya tugas utama kita hanya mencari ridho allah, selebihnya allah saja yang menentukan kita termasuk golongan yang kanan atau golongan yang kiri.